Jumat, 29 Januari 2016

HAUL, ALUMNI, DAN RENUNGANNYA (Sebuah Refleksi Menjelang Haul Mbah Yasin ke-63)

 

Dua tahun lalu, di saat-saat seperti ini, sudah sibuk saya akan tugas kesana kemari. Sudah berjibaku saya dengan jumlah rupiah yang banyak menurut skala saya. Sudah saya pilah jatah pos untuk setiap seksi dalam acara itu. Pun sudah saya aturaken piranti; sarana konsumsi kepada Bu Nyai Al Maghfurlah. Ah, tahun-tahun 2004 dan sesuadahnya, hingga 2014. Masih saja terngiang dalam lamunan.
Haul Al Maghfurlah Mbah Yasin, sebuah peristiwa tahunan yang menyedot animo alumni Pondok Pesantren Al Qaumaniyah dari segala penjuru tanah air, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Lampung. Tercatat ribuan alumni yang memenuhi daftar list undangan tiap tahunnya. Jumlah itu belum dihitung dari banyak lagi alumni yang belum terdata dalam buku besar pesantren. Haul Mbah Sukandar; nama alias dari Mbah Yasin, yang begitu menjadi magnet bagi masyarakat pada umumnya, dan alumni Al Qaumaniyah pada khususnya.
Antusias menghadiri acara haul yang dikemas dalam sebuah rangkaian temu alumni Al Qaumaniyah ini seakan menjadi menu utama tahunan yang wajib dihadiri bagi sebagian alumni. Khoiruzzadit Taqwa, seorang alumni dari Pulokulon Grobogan, misalnya, saking antusiasnya sampai dia rela mengorbankan pekerjaannya di Jakarta untuk sekedar ijin beberapa hari agar bisa ambil bagian dari kegiatan prestisius ini. Begitu pula halnya dengan Agus Supriyanto, seorang alumni asal Cirebon yang dahulu mengabdi pada ndalem Gus Mujib. Walaupun sudah berkeluarga, tidak menghalangi niatnya untuk ta’dzim kepada para masyayikh, terutama Mbah Yasin. Rustam Nawawi lebih hebat lagi, biarpun; maaf,  dengan segala keterbatasan fisik yang dia miliki, tidak menjadi halangan bagi dirinya untuk menyeberangi Selat Sunda untuk terbang ke Jawa, lagi-lagi dengan niat mulai napak tilas sejarah nyantrinya dan berziarah ke makam Mbah Yasin dan para Masyayikh Jekulo lainnya.
Ini sebuah fenomena menarik yang patut kita apresiasi. Biarpun dengan wadhifah bermasyarakat mereka yang sudah menjadi rutinitas keseharian, tidak menyurutkan langkah mereka untuk menghadiri acara haul ini. Salut buat kalian dan alumni Al Qaumaniyah lainnya. Kalian luar biasa boys.
 Dan sebentar lagi, lagi-lagi tanggal 23 Robi’ul Akhir sudah di depan mata. Taji kita sebagai alumni dipertaruhkan. Apakah kita termasuk alumni sejati lagi hakiki yang support dalam acara haul dan temu alumni ini? Loyalitas kita akan diuji. Apakah pekerjaan kita menghalangi keinginan kita untuk menghadiri haul yang hanya sekali dalam setahun. Ingat, sekali dalam setahun. 1:364 hari. Akankah tahun ini kita genapi 365 hari tanpa mengingat penjara suci kita walaupun satu hari saja?
Mari renungkan bersama para sahabat, semoga keberkahan senantiasa menyertai kita. Ingat, kita bukan apa-apa tanpa Gus Yasin, yang ikhlas memberikan ilmu agama kepada kita. Ingat, kita tidak akan berwibawa tanpa Gus Mujib yang senantiasa member wejangan dan mencontohkan kewibawaan pada kita. Ingat juga, kita tidak akan pernah menjadi pribadi penuh warna dan mewarnai, jikalau Gus Khidlir tidak menegur dan mengarahkan jalan lurus kepada kita. Dan ketiga Kyai kita itu berpegang pada Mbah Yasin melalui media Mbah Muhammad.
Semoga secercah harapan semu ini menjadi bahan renungan kita dalam membulatkan tekad penuh kemantapan dalam menghadiri acara Haul dan Temu Alumni Al Qaumaniyah 2016 ini. Ayo Ramaikan Al Qaumaniyah!
                                                                                   
                                                               Gajah, 20 Robi’ul Akhir 1437 H

   Salam,
   Alumni Sayung.
 

2 komentar: